Selasa, 16 Juli 2013

Tugas Ke-1 Bahasa indonesia

 

Rosa A. Sukamto, Dwi H. Widyantoro

Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Institut Teknologi Bandung, Bandung INDONESIA

rosa_if_itb_01@yahoo.com, dwi@if.itb.ac.id

Abstract

   Tulisan ini berisi hasil penelitian kami menggunakan pengurai Collins untuk menguraikan kalimat berbahasa Indonesia. Kami melakukan adaptasi pada semua file masukan pengurai Collins agar dapat digunakan untuk bahasa Indonesia. Pengurai Collins adalah pengurai yang dibuat untuk bahasa Inggris. Kumpulan file masukan pengurai Collins antara lain file leksikon, file grammar, file events, file simbol non terminal, dan file korpus.

 

   Kendala terbesar dari penelitian ini adalah tidak adanya treebank berbahasa Indonesia. Treebank digunakan untuk menghitung probabilitas grammar. Untuk menanggulanginya kita dapat melakukan translasi treebank berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau membangun sebuah perkumpulan untuk membuat treebank berbahasa Indonesia secara manual.

 

1. Pendahuluan

     Pohon pola tata bahasa (parse tree) adalah pohon yang merepresentasikan struktur sintaks dari kalimat berdasarkan aturan grammar. Pohon pola tata bahasa sangat bermanfaat, misalnya untuk pemeriksaan tata bahasa (grammar checking) pada mesin pemrosesan kata (word processing system), mesin translasi, mesin penanya dan penjawab (question answering), pengekstrak informasi, aplikasi leksikografi, dan pengenalan ucapan (speech recognizers).

 

     Pohon pola tata bahasa dapat dibangkitkan secara otomatis dengan menggunakan pengurai (parser). Dengan memberikan aturan grammar yang benar maka sebuah pengurai (parser) akan dapat membangkitkan pohon pola tata bahasa yang benar. Beberapa penelitian telah mengembangkan berbagai algoritma penguraian dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang dilakukan bisa dengan pencarian berbasis hasil (goal-directed search) bersifat top-down atau pencarian berbasis data.(data-directed search) yang bersifat bottom-up. Pengurai yang sedang berkembang saat ini diantaranya adalah menggunakan pendekatan probabilistik.

 

  

     Pengurai Collins [6] merupakan pengurai dengan pendekatan probabilistik yang cukup populer saat ini. Meskipun sangat bermanfaat, tapi semua masukan dan penguraian dikemas untuk bahasa Inggris. Bahasa Indonesia memiliki kesamaan dan perbedaan dengan bahasa Inggris maka sangat memungkinkan menggunakan pengurai Collins untuk bahasa Indonesia.

2. Metodologi Penelitian

     Penelitian dalam penguraian dengan pendekatan probabilistik pada tulisan ini diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Schabes dan Water yang mendiskusikan Stochastic Lexicalized Context-Free Grammar (SLCFG) [11] yang juga dikenal sebagai Probabilistic Lexicalized Context-Free Grammar (PLCFG) yang merupakan model turunan dari Probabilistic Context-Free Grammar (PCFG). Glen Carol mengembangkan SINGER (Single Reader) yang menggunakan aturan sebagai masukan dan menggunakan PCFG untuk membangkitkan aturan yang baru. Mark Johnson melakukan penelitian dengan membandingkan PCFG dengan model lain untuk penguraian menggunakan pendekatan probabilistik. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa performansi PCFG cukup bagus untuk berbagai kasus.

 

     Charniak [3, 4] membangun sebuah pengurai bottom-up untuk bahasa Inggris menggunakan treebank (kumpulan pohon kalimat) untuk menghitung probabilitas dari kalimat yang diuraikan. Berikutnya Charniak mengembangkan pengurai top-down yang menggunakan treebank dan pencarian entropi maksimum [5], mirip dengan menggunakan pohon keputusan. Collins membangun sebuah pengurai dengan pendekatan statistik dengan menghitung kebergantungan kata (bigram lexical), berikutnya Collins membangun sebuah pengurai berbasis headdriven (pencarian kepala kata pada setiap level pohon pola tata bahasa). Bikel mengembangkan model pengurai berbasis statistik (framework pengurai) dengan menggunakan parameter leksikal [2].

    

     Aziz berserta rekan-rekannya mencoba untuk menguraikan bahasa Melayu (Malaysia) menggunakan aturan produksi CFG. Walau kelihatan mirip, bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia memiliki perbedaan sehingga hasil dari penelitian tersebut tidak dapat langsung diimplementasikan pada bahasa Indonesia. Lefuel dan Ross mencoba membuat pengurai dengan metode hibrid menggunakan pengurai dengan pendekatan statistik dan algoritma genetik [9]. Jurafsky dan Martin memberikan bahasan yang lebih mendalam mengenai penguraian dengan pendekatan probabilistik untuk bahasa Inggris.

 

   Collins memaparkan tiga buah model penguraian dengan pendekatan probabilistik. Pada model yang pertama, PCFG penggunakan aturan produksi berikut:

P(h) Ln(ln)...L1(l1)H(h)R1(r1)...Rm(rm)

   dimana H adalah kepala pada aturan P. Ln(ln)...L1(l1) serta R1(r1)...Rm(rm) adalah aturan sisi kiri dan aturan sisi kanan dilihat dari H. Collins memberikan parameter jarak (mempertimbangkan posisi simbol non terminal) sebagai pertimbangan pada model ini agar tidak terjadi dominasi sebagian aturan produksi.

 

     Model kedua merupakan lanjutan dari model pertama yang membedakan subkalimat yang berperan sebagai keterangan atau pelengkap (frase keterangan/frase pelengkap). Model ketiga memberikan penanganan terhadap kalimat  majemuk dan kalimat tanya Bagaimana perhitungan probabilitas untuk semua mode serta penjelasan lebih detail dapat dilihat pada disertasi Michael Collins [6].

     Pengurai Collins menggunakan PCFG untuk memodelkan pola tata bahasa dan menggunakan algoritma penguraian chart. Modul-modul pada pengurai Collins merupakan model-model pembelajaran.

 

  

   Menjalankan pengurai Collins untuk bahasa Indonesia membutuhkan adaptasi dari kumpulan file berikut:

 

                       File events untuk menyimpan events yang dibangkitkan secara heuristik (probabilitas kebergantungan elemen kalimat) dari WSJ (Wall Street Journal) Treebank menggunakan format Collins. File ini digunakan untuk menghitung probabilitas grammar (aturan produksi).

                       Sebuah korpus yang berisi kalimat-kalimat yang telah diberi tag, kalimat-kalimat inilah yang akan dijadikan pohon pola tata bahasa.

                       File yang berisi aturan grammar sebagai referensi penguraian.

                       File yang berisi simbol-simbol non terminal yang digunakan.

                       Sebuah leksikon untuk memeriksa tag kata

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Penyesuaian Pengurai Collins untuk Bahasa Indonesia

     Bagian ini akan membahas beberapa modifikasi yang diperlukan guna melakukan adaptasi kumpulan file masukan pengurai Collins untuk bahasa Indonesia sebagai pemrosesan awal (preprocessing).

 

1) File Event

   Collins membangkitkan events dari sebuah bagian di Penn WSJ treebank [10]. Bagian ini merupakan bagian yang rumit karena tidak adanya treebank berbahasa Indonesia. Hal tersebut akan didiskusikan pada Bab 6. Berikut adalah contoh sebagian dari file events berbahasa Indonesia:

 

 

2) File Korpus

   Kalimat yang akan diuraikan perlu diberi tag untuk setiap katanya (part of speech tagging). File korpus memiliki format sebagai berikut:

   jumlah_kata kata1 tag1 kata2 tag2 …

   seperti contoh berikut:

 

4 Yohanes NN memukul VB Bill NN . PU (hits)

 

   Gambar 1 merupakan langkah-langkah proses POS tagging yang digunakan pada penelitian ini. Pertama kata akan ditentukan tag-nya dengan melihat pada kamus. Jika kata masih belum dapat ditentukan tag-nya maka akan ditentukan dengan analisis morfologi. Jika kata masih belum dapat ditentukan tag-nya maka akan ditentukan dengan analisis bigram menggunakan aturan grammar yang ada, misalnya pada frase “sedang menggambar” dimana tag untuk “sedang” adalah RB dan tag untuk “menggambar” tidak diketahui maka jika ada aturan grammar VP RB VB dan setelah dihitung memiliki probabilitas yang terbesar maka dapat disimpulkan bahwa “menggambar” memiliki tag VB.

 

  Gambar 1. POS Tagging

 

   Bahasa Indonesia memiliki aturan morfologi yang dapat digunakan untuk memprediksi kelas kata atau tag kata. Tabel 1 merupakan beberapa aturan morfologi dalam bahasa Indonesia. Urutan proses prediksi tag kata dengan analisis morfologi adalah sebagai berikut:

                       Pemeriksaan kata bilangan; jika kata mengandung angka.

                       Pemeriksaan kata singkatan; jika semua huruf pada kata merupakan huruf besar; termasuk kata benda.

                       Pemeriksaan awalan, misalnya “menari” berasal dari kata dasar “tari” dengan awalan meN maka akan disimpulkan sebagai kata kerja,

                       Pemeriksaan akhiran, misalnya “terangi” berasal dari kata dasar “terang” mendapat akhiran –i yang berarti termasuk kata kerja,

                       Pemeriksaan konfiks (ada awalan dan akhiran),

                       Pemeriksaan pengulangan kata (baik pengulangan kata dasar atau pengulangan berimbuhan), misal “buku-buku” dimana termasuk kata benda (sama dengan jenis kata dasarnya),

                       Pemeriksaan nama; kata yang diawali dengan huruf besar yang berarti termasuk kata benda.

 

 

   Kami menggunakan 33 aturan prefiks/awalan, 29 aturan sufiks/akhiran, dan 17 konfiks untuk analisis morfologi.

 

3) Grammar dan Simbol Non-Terminal

      File grammar dibangkitkan dari treebank. Seperti halnya file events, disini juga ditemukan kendala yaitu tidak adanya treebank berbahasa Indonesia. Tata bahasa (grammar) pada bahasa Indonesia mirip dengan tata bahasa Inggris seperti adanya subyek-predikat-obyek, tapi tetap saja ada beberapa perbedaan antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, misalnya kalimat berbahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan kata kerja karena waktu kejadian. Bahasa Indonesia memiliki pola frase DM (diterangkan-menerangkan) misalnya buku biru, sedangakan bahasa Inggris memiliki pola frase MD (menerangkan diterangkan) misalnya blue book. Kata benda pada bahasa Indonesia juga tidak membedakan benda jamak dan tidak jamak.

 

   Aturan grammar pada pengurai Collins yang masih bisa digunakan untuk bahasa Indonesia juga kami gunakan sebagai aturan grammar untuk bahasa Indonesia. Contoh tata bahasa (grammar) untuk bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

 

  S NP VP NN

  NP NN JJ (misalnya: anak kecil)

  VP RB VB (misalnya: sedang menulis)

  

 

4) File Leksikon

   Pengurai Collins menggunakan file leksikon untuk memeriksa tag dari kata. Penelitian ini menggunakan KEBI (Kamus Elektronik Bahasa Indonesia) yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian. KEBI dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). KEBI berisi 29.396 kata. KEBI membagi kelas kata/jenis kata mejadi lima belas kelompok yaitu kata sifat (adjektiva), kata keterangan (adverbia), kata sandang (dibedakan menjadi determiner dan article), kata bantu (auxiliary), kata hubung (konjungsi), kata seru (interjeksi), kata benda (nomina), kata bilangan (dibedakan menjadi numeral dan ordinal), kata tugas partikel, kata fatis (kata yang menekankan seperti assalamualaikum, bismillah), kata depan (preposisi), kata ganti (pronomina), dan kata kerja (verba). Kamus tersebut masih harus dikonversikan menjadi format pengurai Collins.

 

Eksperimen    

   Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk memeriksa  apakah pengurai Collins dapat digunakanuntuk bahasa Indonesia menggunakan kumpulan file yang telah diadaptasi untuk bahasa Indonesia. Untuk eksperimen dibuat dua buah kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 42 pohon kalimat pada treebank dan 7 kalimat sederhana untuk korpus. Pengurai Collins berhasil menguraikan semua kalimat pada kelompok pertama dengan enam kalimat diuraikan dengan benar dan satu kalimat diuraikan dengan kurang tepat. Kurang tepat karena aturan grammar yang tepat tidak ada dalam treebank yang digunakan. Gambar 2 merupakan salah satu hasil penguraian kalimat dari kelompok pertama.

 

 

4. Kesimpulan

   Secara teori sangat memungkinkan menggunakan pengurai Collins untuk bahasa Indonesia karena semua file masukan dapat diadaptasi ke bahasa Indonesia. Kendala terbesar dari penelitian ini adalah tidak adanya treebank untuk bahasa Indonesia sehingga hasil eksperimen awal kurang konsisten. Oleh karena itu sangat perlu dibuat treebank berbahasa Indonesia beserta korpus berbahasa Indonesia untuk memajukan penelitian di bidang bahasa Indonesia.

5. Referensi

                       Azis, Mohd Juzaiddin et al. (2006) Pola Grammar Technique for Grammatical Relation Extraction of Malay Language, Malaysian Journal of Computer Science, 19, 59-72

                       Bikel, Daniel M. (2004) : On The Parameter Space of Generative Lexicalized Statistical Parsing Models, Disertasi, University of Pennsylvania. 1-20, 141-148

                       Charniak, Eugene. (1993) : Statistical Language Learning, Massachusetts Institute of Technology.

                       Charniak, Eugene. (1997) : Statistical Parsing with a Context-free Grammar and Word Statistics, American Association for Artificial Intelligence: AAAI Press. 1-6

                       Charniak, Eugene. (2000) : A Maximum-Entropy-Inspired Parser, Proceedings of NAACL-2000. 132-139.

                       Collins, Michael. (1999) : Head-Driven Statistical Models for Natural Language Parsing, Disertasi program Doctor of Philosophy, University of Pennsylvania. 1-265.

                       Collins, Michael, Jan Hajic, Lance Ramshaw, Cristoph Tillmann (1999) : A Statistical Parser for Czech, Proceedings of the 37th Annual Meeting of the ACL.

                       Gusmita, Ria Hari & Ruli Manurung (2008) Some initial experiments with Indonesian probabilistic parsing. Second MALINDO Workshop. 1-5.

                       Lefuel, Ramon & Brian J. Ross (2004) Parsing Probabilistic Context Free Language with Multiple-Objective Genetic Algorithm, Technical Report, Brock University. 1-11.

                       Marcus, Mitchell P. dkk (1992) : Building a Large Annotated Corpus of English: The Penn Treebank. Departmet of Computer and Information Science University of Pennsylvania.

                       Schabes, Yves & Waters, Richard C (1993) Stochastic Lexicalized Context-Free Grammar, International Workshop on Parsing Technology. 1-10.

READ MORE Tugas Ke-1 Bahasa indonesia

Tugas Ke-4 Bahasa Indonesia


Opini pertama :
Satu bahasa bisa digunakan berbagai macam ragam bahasa.
Ini adalah suatu contoh pada bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai macam ragam (varian) yang digunakan sesuai pada konteksnya. Seperti untuk acara kenegaraan atau keperluan akademis kita menggunakan bahasa Indonesia baku. Sedangkan untuk keperluan sehari-hari, bahasa Indonesia yang kita pakau bersifat tidak baku (informal) dan seringkali dipengaruhi oleh bahasa daerah yang lainnya. Kedua ragam bahasa tersebut dipakai secara bersamaan dan beiriringan dalam kehidupan dan mempunyai fungsi masing-masing. Adapun ragam bahasa informal dari bahasa Indonesia pada akhirnya berkembang, itu adalah hasil dari kreasi penutur bahasa keseharian. Maka dari itu lahirlah bahasa gaul, yang kesemuanya adalah ragam informalnya bahasa Indonesia. Karena dalam ranah bahasa baku untuk akademis dan kenegaraan penuturannya tidak bisa berkreasi (dibatasi oleh aturan-aturan), maka sangat wajar jika dalam ranah informal, penutur bahasa berkreasi, dan tidak terkecuali dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris juga mempunyai ragam informalnya, dan bahkan ragam informalnya lebih dari satu dan sangat dipengaruhi unsur kedaerahan. Situasi kebahasaan yang memungkinkan suatu masyarakat dalam suatu wilayah yang menggunakan beberapa ragam bahasa dalam kehidupannya dinamakan diglosia dan sangat lazim terjadi.

Opini Kedua :
Dampak Globalisasi terhadap Sikap Bahasa
Globalilasis sudah menjadi fenomena semesta, globalisasi juga telah mengubah sikap bahasa penutur Indonesia terhadap BI, terutama di kota-kota besar di Indonesia, khususnya terhadap Bahasa Indonesia resmi, penggunaan BI, termasuk bahasa nasional, dianggap kurang bergensi (kurang prestise), kurang nyaman, kurang canggih, bahkan dirasakan kurang aksi/kurang bergaya. Sikap ini juga terjadi pada media-media elektronik kita, dengan dalil era globalisasi, mata-mata acara ditayangkan dengan bahasa Inggris, malahan presenternya menggunakan bahasa gado-gado (campuran).

Demikian pula halnya sikap bahasa terhadap bahasa daerah, bahasa daerah kita cenderung telah tergusur karena penggunaan bahasa daerah dianggap kampungan. Sikap seperti itu tidak boleh terjadi, ini amat berbahaya karena penggusuran terhadap bahasa daerah akan berakibat terhadap tergusurnya kebudayaan daerah, hilangnya bahasa daerah berarti hilangnya kebudayaan daerah. Itu akan menimbulkan kekosongan/ kehampaan kebudayaan (cultural void), ini akan mencengkeram masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahasa adalah jaringan sentral kebudayaan, di samping sebagai salah satu produk kebudayaan itu sendiri. Penggantian budaya yang sudah mapan dan berakar oleh budaya lain yang baru dan asing bisa menjadi fatal, ini akan menjadi krisis identitas yang amat serius. Konon masyarakat yang kehilangan budayanya akan dihinggapi penyakit kehilangan kepercayaan diri, masyarakat itu akan selalu bergantung kepada orang lain, akan mencari tuntunan orang lain di dalam membuat putusan-putusan.
Setakat ini sikap bahasa yang lain adalah kecenderungn memberi gengsi tinggi terhadap BI ragam rendah/ragam bahasa gaul, termasuk suka mencampur-campur unsur bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, di samping suka beralih-alih ke bahasa tersebut, padahal konteks dan situasi komunikasi tidak menuntutnya. Dengan kata lain, terdapat tumpang-tindih ranah penggunan bahasa. Ranah yang menuntut penggunaan bahasa resmi disulih dengan bahasa ragam rendah/bahasa gaul, konteks dan situasi interaksi resmi disulih dengan bahasa campur-campur atau dengan konstruksi wacana yang penuh dengan interferensi dari nonbahasa Indonesia resmi.

Secara kasat mata, globalisasi juga menurunkan derajat kebakuan ragam bahasa resmi. BI resmi mendapat gangguan dari bahasa asing, terutama bahasa utama dunia, seperti bahasa Inggris, gangguan ini cenderung tampak pada tingginya gejala interferensi (baik secara gramatikal maupun leksikal) dan gejala campur-campur bahasa BI-BA/Inggris, termasuk pemanfaatan alternasi (beralih/alih bahasa) yang sebenarnya tidak diperlukan/tidak dituntut dalam situasi komunikasi yang sedang berlangsung. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa globalisasi mengimplikasikan kecenderungan mengendurnya semangat nasional pada generasi muda bangsa kita, terutama di kota-kota besar.

Referensi :
READ MORE Tugas Ke-4 Bahasa Indonesia

Tugas Ke-3 Bahasa Indonesia


1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?
Jawab :
Bahasa secara umum didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi berupa system lambing bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata-kata yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda.
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana penyampaian informasi. Pada dasarnya bahasa lebih dari sekedar alat untuk menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi untuk :
Untuk tujuan praktis : Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Untuk tujuan artistik : Manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang Sejarah manusia selama kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).
2. Sebutkan tiga contoh alat komunikasi yang bukan bahasa, dan jelaskan fungsinya!
Jawab :
Alat komunikasi yang bukan bahasa : Gerak badan, kentungan, lukisan, dan sebagainya.
Contohnya :
Bunyi lonceng pemadam memberi tanda bahwa ada kebakaran.
Adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran.
Alarm untuk tanda segera berkumpul.
Suara adzan yang menandakan sudah waktunya untuk menunaikan sholat.
3. Bahasa Indonesia mempunyai empat jenis definisi, yaitu definisi nominal, formal, operasional, dan luas. Jelaskan ke 4 jenis definisi tersebut dan tuangkan jawabannya dalam sebuah teks dengan topik Teknologi Informasi atau yang terkait dengan bidang studi kalian. Tulisan dibuat secara singkat dan jelas!
Jawab :
A. Definisi Nominal : Definisi nominal berupa pengertian singkat.
Definisi ini memiliki 3 jenis macam :
Sinonim atau padanan, contohnya : bunga sama dengan kembang, mati sama dengan meninggal.
Terjemahan dari bahasa lain, contohnya : Huruf adalah alfabet, Pengembang ialah Developer.
Asal usul sebuah kata, contohnya : Psikologi berasal dari kata psyche berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, psikologi adalah ilmu jiwa.
B. Definisi Formal : Definisi ini disebut juga sebagai terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal dan terdiri dari tiga unsur, diantaranya kelas, genus, dan pembeda (differensiasi). Struktur formal diawalai dengan klarifikasi, diikutindengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendum, dilanjutkan dengan menyebutkan genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda. Pembeda harus lengkap agar dapat membedakan pengertuan dari kelas yang lain.
C. Definisi Operasional : berupa batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Definisi ini disebut juga definisi kerja sebab digunakan dijadikan pedoman tuntuk melakukan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan orang yang melakukan pekerjaan tersebut.
D. Definisi Luas : Definisi luas adalah Batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraf. Definisi ini hanya berisi suatu gagasan yang terdifinisikan.
4. Bacalah surat kabar dan majalah. Cari dan temukan paragraf argumentasi yang deduktif dan induktif!
Jawab :
Deduktif
“Bank adalah Lembaga intermediary yang mengintermediasi antara defisit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana). Begitu juga dengan bank syariah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif. Bedanya di Bank Syariah segala transaksi yang dijalankan harus sesuai dengan prinsip dan nilai Syariah yang berlaku yang telah ditetapkan Allah di dalam Al-Qur’an, Al-Sunnah dan dalil-dalil lainnya. Sebagai lembaga intermediasi, pengelolaan likuiditas didalam manajemen perbankan konvensional dan perbankan syariah sangatlah urgent sekali. Dimana jikalau hal ini tidak dikelola dengan baik, maka bisa terjadi mismatch antara surplus unit dan defisit unit. Maka dari itu harus ada departemen khusus yang mengatur keluar masuknya dana sehingga tidak terjadi mismatch diantara kedua unit ini. Sebagaimana kita ketahui, bisnis utama bank ini adalah bisnis kepercayaan dari nasabah, maka tamat sudahlah riwayat bank tersebut. Seperti yang terjadi pada krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998, dimana para nasabah rush dan antri untuk mengambil uangnya di bank karena muncul isu dimana bank tidak mampu lagi membayar kembali uang nasabahnya. Untung Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort mengambil perannya dan mengumumkan ke seluruh lapisan masyarakat bahwasanya dana mereka yang mereka letakkan di bank akan dijamin oleh Bank Indonesia dan bisa diambil kapanpun. Ketika hal ini didengar dan diketahui oleh nasabah, maka kejadian antri dan berdesak desakkan untuk mengambil uang di bank menurun bahkan kembali normal seperti sedia kala.” – Majalah Ekonomi Syariah Vol.10 No.8
Argumen :
Paragraf di atas menggunakan penalaran deduktif. Hal itu bisa kita lihat karena gagasan pokok paragraph tersebut berada di awal kalimat. Berikut kalimat yang menjadi gagasan pokok pada paragraph tersebut :
Bank adalah lembaga intermediary yang mengintermediasi antara deficit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana). Begitu juga dengan Bank Syariah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif.
Penalaran Deduktif :
Penalaran deduktif dapat kita temukan di semua tulisan karena penulis lebih dominan menggunakan penalaran deduktif daripada penalaran induktif. Membuat penalaran deduktif relative mudah karena kalimat umumnya ditulis di awal paragraf setelah itu kalimat khusus. Kalimat umum merupakan inti dari suatu paragraph, sedangkan kalimat khusus berfungsi sebagai penjelas dari kalimat umum.
Induktif
Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Surat pembaca – Kompas, 19/03/2010).
Penalaran Induktif :
Struktur penalaran dalam surat pembaca ini berpola induktif, dengan kesimpulan umum ada pada paragraph terakhir dan bersifat penegasan terhadap permasalahan dalam wacana yang dipaparkan. Selain itu, dalam paragraf terakhir wacana ini terdapat kalimat tanya untuk memperkuat argument. Sehingga fakta-fakta argument yang dipaparkan dalam wacana ini jelas dan dapat diterima.
Argumen :
Surat pembaca ini menggunakan metode argumentasi pertentangan. Karena metode ini jelas sekali dapat dinalar pada saat penulis surat pembaca mengkontradiksikan pesan moral yang dikemukakan dalam film dengan perbuatan pengelola yang dengan sengaja menaikan tiket lebih mahal dan mempergunakan aji mumpung karena film telah laku keras diputar di bioskop. Kalimat argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dalam surat pembaca ini adalah :
“Namun, mengingat film ini yang mengandung begitu banyak pesan moral, agak membingungkan mengapa BlitzMegaplex mengambil kebijaksanaan dan pendidikan usaha yang melawan arus pesan film tersebut?”. (Kompas, 19/3/2010).
Fakta argumentasi yang dikemukakan sehubungan dengan metode argumentasi di atas adalah :
Film yang diputar di BlitzMegaplex Jakarta, adalah film Bollywood berjudul 3 idiots. Film ini sungguh menghibur dan bermuatan pesan moral yang baik mengenai pendidiikan. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Kompas, 19/03/2010).
5. Cari dan temukan paragraph atau wacana campuran : Deskripsi, Narasi, Argumentasi, baik yang deduktif maupun yang induktif!
Jawab :
Wacana Paragraf Deskripsi
Kilometer Nol, Sebuah Lambang
Sebuah tugu di ujung Utara Pulau We Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang. Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keIndonesiaan. Lagu patriotik dari Sabang sampai Merauke seakan-akan tergiang-giang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling barat Nusantara.
Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda , ada relief yang melukiskan untaian Zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Merauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
Wacana Paragraf Narasi
Kesialanku
Tepat pukul 10.00 WIB pekan lalu, aku baru pulang dari kuliah. Seperti biasanya aku pulang kerumah naik ojek yang berada di depan kampusku. Kebetulan saat itu matahari sangat terik-teriknya sehingga hawa panas menyelimuti tubuhku dan lagi ditambah rasa lapar yang sejak tadi menghantuiku, membuat suasana saat itu tak mengenakkan untukku.
Diperjalanan menuju kerumah terselip kejadian lucu, ternyata ojek yang aku naiki saah jalan. Tadinya aku sempat kesal namun setelah ia berbicara untuk menanyakan jalan yang benar, menggunakan logat bahasa jawa yang tak ku mengerti. Tanpa sengaja aku tertawa kecil. Namun aku nalar saja maksudnya adalah menanyakan jalan yang benar. Kejadian tersebut cukup membuatku geli disaat terik matahari yang kian menusuk tubuhku.
Wacana Paragraf Argumentasi
Kesuburan Tanah
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara penggunaan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman bagi para petani. Tak hanya baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan mampu menghasilkan nilai rupiah yang baik bagi petani.

READ MORE Tugas Ke-3 Bahasa Indonesia

Tugas Ke-2 Bahasa Indonesia


1.  Baca literatur tentang kalimat efektif dan kesejajaran kata dalam kalimat (literatur bebas dan harus dicantumkan dalam daftar referensi). Cari data melalui majalah dan surat kabar masing-masing sebanyak 5 kalimat. Pilih kalimat yang tidak memperhatikan unsure kesejajaran bentuk kata dalam sebuah kalimat! Ubahlah kalimat tersebut sehingga menjadi kalimat efektif dengan memperhatikan kesejajaran bentuk kata-katanya.

Kalimat Literatur :
-  Karena itulah saya menerima tugas ini dan saya telah mempertimbangkannya sebelum memutuskan. (Koran TopSkor,16 Oktober 2012)
-    Pemimpin unit telah memilih lokasi perumahan, tetapi direktur belum menyetujuinya. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
-       Tores tak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut karena sepekan sebelum pertandingan itu ia mengalami cedera. (Koran TopSkor,16 Oktober 2012)
-       Dimalam menjelang pertandingan ini saya memikirkan bahwa kami akan menghadapi tim terbaik dunia. (Koran TopSkor,16 Oktober 2012)
-       Liverpool akhirnya memutuskan untuk menambah kapasitas Stadion Anfield ketimbang membangun yang baru. (Koran TopSkor,16 Oktober 2012)


2.      Carilah masing-masing 3 kalimat yang mengutamakan bagian kalimat yang berupa keterangan tempat dan keterangan waktu. Tuliskan sumber kutipannya.

Keterangan tempat
-          Kawasan perbelanjaan ini selain menjadi tujuan belanja warga Surabaya, juga telah menjadi pusat kulakan grosir dari para pedagang grosir di seluruh Jawa Timur. ( http://www.koran-sindo.com/node/311164 )
-          Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja kemarin menggeruduk Gedung Balai Kota Semarang. ( http://www.koran-sindo.com/node/312506 )
-          Demikian pula pelanggan tokonya datang dari berbagai penjuru kota Jawa Timur, bahkan hingga dari luar pulau seperti Sulawesi dan Papua. ( http://www.koran-sindo.com/node/311164 )
-          DITUNJANG dengan suasana belanja yang nyaman, harga barang yang terjangkau, serta rangkaian program promosi yang menarik, kehadiran ITC Surabaya Mega Grosir telah menjadi daya tarik belanja tersendiri untuk masyarakat Surabaya dan Jawa Timur. ( http://www.koran-sindo.com/node/311164 )

Keterangan waktu

-          Managemen ITC Surabaya juga menggandeng Bank BCA untuk melaksanakan progam Wisata Kulakan yang berlangsung Januari hingga Agutus 2013 setiap hari Senin-Kamis. ( http://www.koran-sindo.com/node/311164 ).
-          Uji materi ini ditolak oleh MK melalui putusan yang dibacakan pada 22 November 2012. (http://nasional.kompas.com/read/2013/04/29/19070747/Susno.Tantang.Jaksa.Agung.Basrief.Arief )
-          Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Susno akhirnya dibawa ke Mapolda Jabar pada Rabu (24/4/2013) sore.
-          Aksi yang berlangsung sejak pukul 08.30 WIB itu dilakukan secara bergelombang oleh beberapa serikat buruh.

3.      Cari masing-masing 3 kalimat yang menunjukkan urutan peristiwa yang logis, dan 3 kalimat yang menunjukkan penegasan dengan cara mengulang kata yang dianggap penting. Tulis sumber kutipannya.

Kalimat Penegasan :
- Walau berumur satu tahun, PB Exist yang didirikan oleh Alex Tirta rupanya tak malu-malu dalam mengungkapkan ambisi besarnya. (Koran TopSkor,16 Oktober 2012)
- Untuk pengrajin, segera meningkatkan kualitas produk, mengikuti desain yang sedang digemari, pandai mencari pasar, banyak belajar, banyak mendengar. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
- Sedangkan untuk masyarakat, biasakanlah memakai produk kerajinan Indonesia baik untuk kegiatan sehari-hari, atau acar resmi, untuk penataan rumah, atau sebagai hadiah untuk acara istimewa. . (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
            Kalimat Logis :
-       Saya sangat menghargai segala upaya dari DEKRANAS untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan dari usaha kerajinan rakyat di seluruh Indonesia. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
-       Untuk penggalangan dana pendirian Museum Batik di Pekalongan yang diprakasai oleh Walikota Pekalongan Bapak H Basyir Achmad, Maka Yayasan Batik Indonesia, turut memeriahkan 30 tahun Ramliberkarya dengan menggelar peragaan busana Batik karya Ramli. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
-       Setelah menjemput Ibu Ica, perjalanan dilanjutkan menuju kekediaman Bupati di Kabupaten Wajo. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)

4.      Carilah 5 kalimat yang di dalamnya terdapat pengulangan subjek kalimat yang tidak diperlukan. Salin kalimat itu dan tuliskan sumbernya.
Pengulangan Subjek :
-          kami anggap ini semua keinginan saudara kami yang sangat menginginkan kemenangan. ( http://robbykurniawan892blogs.blogspot.com/2013/05/tugas-bos.html )
-          Kakak akan datang besok pagi setelah kakak membeli makanan. ( http://robbykurniawan892blogs.blogspot.com/2013/05/tugas-bos.html )
-          Sehubungan dengan kejadian yang lalu, kami sangat merasa bersalah atas kesalahan yang telah kami lakukan. ( http://robbykurniawan892blogs.blogspot.com/2013/05/tugas-bos.html )
-          Disaat kepala desa datang saya sangat senang karena saya sangat mengagumi kepala desa. ( http://robbykurniawan892blogs.blogspot.com/2013/05/tugas-bos.html )
-          Kami beserta kru dan panitia merasa puas atas kerja kami sendiri di acara pementasan kemarin. ( http://robbykurniawan892blogs.blogspot.com/2013/05/tugas-bos.html )



5.      Cari kalimat-kalimat dengan variasi pembukaan:
a.    Frase keterangan tempat
       Makasar adalah tanah kelahiran saya, dan disinilah banyak lahir perajin sutera. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
b.    Frase keterangan waktu
       Pada bulan tertentu dari April s/ d Agustus, ikan terbang akan menghasilkan banyak telur. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
c.     Frase keterangan cara
       Cara menempelkan hiasan jilbab itupun amat sederhana, hanya dengan menggunakan beberapa jarum pentul. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
d.    Frase verbum
       Dengan peningkatan upaya tersebut akan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang luas sekaligus menjaga budaya bangsa. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)
e.     Partikel penghubung
       Di hadapan mereka, berbagai motif kain tenun khas Indonesia tampak wah dan elegan didesain oleh perancang busana berbakat. (majalah Kriya Indonesian Craft, No. 3, 2006)



READ MORE Tugas Ke-2 Bahasa Indonesia